Batang Hari, Jambi - PT Nanriang perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara di wilayah Desa Jebak Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari melakukan penambangan dekat dengan pemukiman warga setempat. Sehingga menimbulkan efek lingkungan yang dirasakan masyarakat setempat, Jumat (24/02/2023).
Pantauan awak media di lapangan, ada dua kawah bekas tambang yang berjarak sekitar 50 meter dari pemukiman masyarakat.
Baca juga:
Jambi Dukung Program Bio Carbon
|
Akibatnya beberapa rumah warga mengalami keretakan di dindingnya.
Bai salah satu pemilik rumah membenarkan bahwa rumahnya retak diduga akibat penambangan tersebut.
"Iya benar sekali bang, rumah saya retak, " ucapnya sambil menunjuk dinding rumahnya.
Ia menambahkan, "Kalau tidak salah ada dua belas rumah yang retak. Ada sebagian yang diganti ada juga yang tidak. Jadi, yang retak ini bukan cuma saya, banyak juga yang sama."
"Kalau saya tidak diganti rugi, karena saya enggan mengurusnya."
Menurutnya, kalau banyak yang retak artinya sama-sama diakibatkan oleh penambangan tersebut.
Baca juga:
Jambi Usulkan 3 Proyek Strategis ke Bappenas
|
Tak hanya Bai, Suwito dan tetangganya juga mengalami keretakan yang sama.
Selain rumah retak, masyarakat setempat juga kesulitan mendapatkan air, karena sumur milik mereka kering akibat mengalir ke kawah tambang.
Salah satu penggiat Desa Jebak mengatakan, kantor Desa juga ikutan retak, dinding dapurnya sudah terpisah.
"Balai Desa pun Juga rusak, dinding dapur sudah terpisah. Memang saat kegiatan penambangan getaran alat berat itu sangat terasa, karena alatnya sangat besar, " ungkapnya.
Selain itu, ia menuturkan bahwa banyak anak-anak bermain di kawah tambang yang sangat dekat dengan DTA tersebut.
"Harapan saya kawah bekas tambang tersebut segera ditutup, karena takutnya menelan korban, " tutupnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Nanriang tidak bisa ditemui dan ditelepon. (Red)