Batanghari, Jambi - Pergantian Camat Muara Tembesi yang sudah terlaksana beberapa minggu yang lalu, dan digantikan oleh Camat Baru yang sudah dilantik oleh Bupati Batanghari untuk bertugas diwilayah Muara Tembesi. Sarmada, S.E camat baru yang membutuhkan pengenalan terhadap potensi yang ada diwilayah tugasnya, sambil operasi yustisi dan melihat bangunan bersejarah yang ada di kelurahan Pasar Muara Tembesi, Jumat (25/06/2021).
Dalam kegiatannya menyusuri pasar, tim operasi yustisi didampingi Lurah Pasar Muara Tembesi bersama camat berhenti disalah satu bangunan tua yang tampak terbengkalai dan berdiskusi didalam bangunan tersebut.
Lurah Pasar Muara Tembesi Zainal Kabri, S.Ag yng akrab disapa Zet memperkenalkan kepada Camat baru bahwa kelurahan Pasar Muara Tembesi adalah kota tua yang bersejarah, dan merupakan pusat pemerintahan pada zaman dahulu. Karena disini ada bekas penjara, dan benteng tempat tentara kolonial belanda.
“Bangunan yang saat ini kita masuki adalah salah satu bangunan bersejarah pada masa penjajahan kolonial belanda. Bangunan yang memiliki tugu bambu runcing dihalamannya ini konon adalah bangunan kedaulatan, ” pungkasnya.
Zet menjelaskan, “Menurut informasi yang didapat dari tokoh masyarakat para tua tengganai yang memahami sejarah, sekitar tahun 1946 lalu Bung Hatta pernah datang dari padang ke bangunan ini untuk menyerahkan kedaulatan, sehingga bangunan ini konon dikenal adalah bangunan kedaulatan, ” tutur Lurah Pasar Muara Tembesi.
Disampaikannya, “Harapannya agar pemerintah bisa memperbaiki situs sejarah ini, bisa direhab atau dengan mempugar kembali dengan tidak merubah bentuk aslinya agar bisa mengenang sejarah yang ada, karena ini kalau dibiarkan akan semakin habis dan rusak” ujarnya.
Ditempat yang sama, Sarmada, S.E Camat Muara Tembesi saat dikonfirmasi mengenai kesimpulan atas tinjauan situs bersejarah yang ada mengatakan, kami akan meneruskan penelusuran kami di lapangan dan akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten Batanghari bagaimana baiknya tentang bangunan sejarah tersebut.
“Bangunan bersejarah ini kalau dibiarkan akan habis, karena kalau bukan kita siapalagi, karena ini bukti sejarah kita” tuturnya.
Ditambahkannya, “Soekarno pernah bilang jas merah, setiap kita harus menghargai jasa pahlawannya. Karena bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, ” tutup Sarmada.
(Randy)