Batanghari, Jambi - Masa pandemi mengakibatkan perekonomian masyarakat mau pun pemerintahan dalam kondisi memperihatinkan. Tidak hanya masyarakat, pembangunan pemerintahan daerah Batanghari pun dialihkan untuk penanganan Covid-19, Senin (05/07/2021).
Pemerintah Republik Indonesia telah memberikan kebijakan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah dana yang digunakan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan bidang kesehatan, khususnya pelayanan di pusat kesehatan masyarakat.
Puskesmas Muara Bulian diduga tidak transparan dalam penggunanan dana BOK surveilen Covid-19, terkait tenaga penugasan dan tata cara pengambilan dananya.
Dilansir dari pameberitaan media Global Hukum Indonesia, bersumber dari narasumber yang dapat dipercaya berinisial Y, Jumat (02/07/2021) menjelaskan, harapan pemerintah pusat dan daerah supaya bisa menekan angka penularan Covid - 19 tersebut yang sedang kita alami saat ini, tapi selain dana dari daerah, pihak kementrian keuangan RI juga berkerja sama dengan Kemenkes RI untuk mengalokasikan dari dana APBN yang namanya BOK khusus surveilen seperti untuk dana surveilen Covid-19 melaui kementrian langsung kedaerah.
"Daerah membentuk tim surveilen melalui dinas kesehatan yang dikoordinir melalui masing-masing puskesmas yang lebih dominan, seharusnya yang tergabung dalam tim surveilen, seperti perawat dan dokter, lebih kurang dalam satu tim perpuskesmas adalah tujuh orang, dan masing-masing yang tergabung dalam tim menerima uang jasa sebanyak lima juta rupiah, satu kali pencairan, tetapi diduga banyaknya kejanggalan dalam penggunaan dana tersebut di puskesmas Muara Bulian, kabupaten Batanghari, ” ujarnya.
Disebutkannya, ada dugaan penyelewengan sewaktu pencairan dana untuk petugas surveilen covid-19, ketujuh orang tersebut, kenapa yang diajukan sebanyak dua puluh orang, dengan dugaan mereka meminjam rekening bank masing-masing dari orang yang tergabung dalam tim surveilen tersebut, dan ada juga rekening honorer dipinjam oleh pihak pimpinan puskesmas.
Tambah sumber Y, selain peminjaman rekening tim surveilen di puskesmas Muara Bulian pihak pimpinan puskesmas juga diduga meminjam rekening bidan, pegawai puskemas lain tapi bukan pegawai puskesmas Muara Bulian digunakan untuk pencairan dana dari keungan daerah yang akan dimasukan ke rekening pribadi masing masing.
Lanjutnya, setelah dimasukan ke rekening masing-masing tim surveilen lalu ditarik lagi untuk dikumpulkan ke rekening orang tertentu di puskesmas Mura Bulian, baru dibagikan lagi. Pembagian tersebut berpariasi dan tidak sama rata ada yang dititipkan masing-masing orang yang dipakai rekeningnya.
"Dan juga beberapa orang tim surveilen yang sudah dapat dana BOK khusus meraka sebagian juga dapat tergabung dalam tim satgas Covid-19 di daerah, seperti diduga terjadi di BPBD, ada beberapa mereka juga dapat dana penguburan dan vaksinator melaui dana daerah lagi, apakah itu dibolehkan, inilah yang dimainkan oleh kapus dan tata usaha Pukesmas Mura Bulian?” Tanya narasumber.
Menurutnya, “Baru-baru ini juga terjadi protes dokter yang sudah lama kepada kepala puskesmas, dan dia tanya kenapa dokter yang baru dimasukan ke tim vaksinator, sedangkan dokter yang lama tidak di libatkan, jawab kapus dokter yang baru mempunyai laptop, ” ujarnya.
Kepala Puskesmas Muara Bulian Taqwin didampingi KTU Neneng menyambangi kantor IWO Batanghari dan menjelaskan kepada awak media, senin (05/07/2021), pada tahun 2020 petugas covid-19 untuk vaksinator belum ada, yang ada hanya surveiler dan petugas penguburan, pada tahun 2020 insentif petugas covid-19 dihitung berdasarkan besaran pasien jumlah pasien positif, jumlah pelaku perjalanan dengan jumlah yang dilakukan screaning.
“Di tahun 2020 belum ada vaksinator, karena vaksinasinya baru ada di tahun 2021 karena vaksin baru ditetapkan pemerintah di tahun 2021. Yang kedua ada surveiler sama pemakaman, awalnya petugas pemakaman di tahun itu adalah petugas surveiler di masing-masing puskesmas mereka bertugas.”
Salah Transfer Insentif, Kapus Muara Bulian Tuding Kesalahan Dinkes
Kepada awak media, Taqwin
yang didampingi Kepala TU Neneng
me
maparkan,
kasus tersebut
memang pernah
terjadi. Dimana, yang berhak menerima dana insentif adalah
pegawai dari Puskesmas Muara Tembesi sementara dalam laporan penerimanya bertuliskan Puskesmas Muara Bulian.
“Mengenai kesalahan transfer uang insentif
C
ovid
-19
kesalahan dari Dinas Kesehatan
, ” kata Taqwin
.
Terhadap
kesalahan tersebut, pihaknya mengaku
pernah dipanggil oleh aparat penegak hukum.
“Kita sudah pernah dipang
gil oleh
Intel
Kejaksaan maupun
Intel Polres
, ” katanya lagi.
Dalam kasus itu, paparnya lagi,
yang berha
k
menerima dana insentif tersebut adalah mereka yang namanya tertuang dalam SK
.
“Jumlah berdasarkan SK.
Dan SK ditandatangani
oleh Kepaka Dinas.
Hanya saja SK itu berubah-
Keluarnya berdasarkan jumlah pasien, ” sambungnya.
Disingg
ung dugaan oknum pegawai Puskesmas mengumpulkan
semua dana insentif
surve
i
ler,
menurut Sekretaris IDI Kabupaten Batanghari
ini
, dugaan tersebut tidaklah ben
ar.
“Itu tidak benar, ” kilahnya.
Namun, dia mengakui, jika di antara nama-nama yang sudah di SK
-kan sebagai surveiler juga mendapat SK sebagai petugas pemakaman.
Bahkan, SK untuk petugas pemakaman itu
juga
ditandatangani langsung oleh kepala dinas.
“Tahun
2020 lalu
,
SK pemakaman terbit
di
November
ditandatang
langsung
k
epala
d
inas.
Unt
2021
ini, staff yang mendapat dua SK
,
saya suruh
mereka memilih
, karena tak boleh double
,
"
pungkasnya
.
Dituding Tak Transparan Soal Anggaran, Taqwin Sebut Hanya Persoalan Intern.
Terkuaknya persoalan
tidak transparan dalam penggunaan anggaran
di lingkup Puskesmas Muara Bulian, tak membuat Taqwin
selaku Kepala Puskesmas
resah
. Bahkan, dia
menganggap enteng persoalan itu.
“Itu hanya konflik intern saja, ” tegas Taqwin
yang didampingi Kepala TU Neneng
saat menyambangi Kantor IWO Batanghari.
Bahkan, paparnya,
konflik intern itu didasari oleh ketidak puasan
sebagian para pegawai
.
“
Mungkin ada yang merasa tidak puas, ’’ sebutnya.
Untuk diketahui,
banyak pihak yang menyayangi terkuaknya persoalan di dalam
lembaga Puskesmas tersebut. Sebab, idealnya, Puskesmas Muarabulian barometer Puskesmas
-puskesmas
yang ada dalam wilayah Kabupaten Batanghari.
(Randy/Tim)